14. Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.
15. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, kita selalu memiliki pilihan setiap hari: Mau menjadi pahit atau mau menjadi baik. Mau menerima berkat atau terus hidup dalam kepahitan.
Sejak awal tahun 2025, kita telah mencanangkan sebuah misi besar: “Berubah untuk Berbuah” dalam proyek dan tujuan ilahi. Hari ini, kita belajar bersama bahwa salah satu buah penting yang harus kita hasilkan adalah pengampunan.
Firman Tuhan dalam Matius 6 menegaskan: “Jika kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu akan mengampuni kamu juga.” Artinya, pengampunan adalah tanda nyata dari kehidupan yang sudah diubahkan.
Mengapa Sulit Mengampuni?
Manusia sering kesulitan mengampuni karena:
1. Rasa kecewa yang mendalam.
2. Rasa marah dan emosi yang membekas.
3. Sulit melupakan—kita terus mengingat kesalahan orang lain.
Anak muda sering menyebutnya “susah move on.” Selama kita terus mengingat kesalahan orang, sulit bagi kita untuk mengampuni.
Ada sebuah kalimat bijak:
“Lebih baik berteman dengan orang yang ingatannya lemah daripada dengan orang yang sulit melupakan.”
Karena orang yang tidak bisa melupakan, akan sulit juga mengampuni.
Pengampunan dan Proses Buah Kebenaran
Ibrani 12:11–12:
> “Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.”
Belajar mengampuni bukan hal yang menyenangkan. Saat kita difitnah, disakiti, atau dihianati, hati kita terluka. Tetapi firman Tuhan berkata: proses itu akan menghasilkan buah kebenaran.
Mengampuni adalah latihan rohani. Setiap kali kita dilukai, itu menjadi kesempatan Tuhan melatih kita supaya berbuah.
Tiga Kunci Pengampunan :
1. Mengampuni keadaan – menerima bahwa semua yang terjadi ada maksud Tuhan.
2. Mengampuni orang lain – melepaskan orang yang menyakiti kita.
3. Mengampuni diri sendiri – berhenti menyalahkan diri atas hal yang sudah terjadi.
Banyak orang justru terjebak di poin ketiga: sulit memaafkan diri sendiri. Padahal, Tuhan ingin kita bebas dari semua ikatan itu.
Dua Cara Agar Mampu Mengampuni
Ibrani 12:14–15 memberikan dua kunci utama:
1. Berusaha hidup damai dan mengejar kekudusan
– Pengampunan butuh tindakan nyata. Hidup damai berarti tidak mudah terprovokasi, dan kekudusan menjaga hati tetap bersih.
2. Jangan menjauhkan diri dari kasih karunia Allah
– Orang yang menikmati kasih karunia akan lebih mudah mengampuni. Jika jauh dari kasih karunia, akar pahit akan tumbuh, menimbulkan kerusuhan, bahkan mencemarkan banyak orang.
Teladan Yesus
Waktu Yesus disalib, kata pertama-Nya adalah: “Bapa, ampunilah mereka.”
Kalau Yesus—yang tidak berdosa—mampu mengampuni mereka yang menyalibkan-Nya, siapa kita sehingga tidak mau mengampuni?
Mengapa Kita Perlu Mengampuni?
1. Pengampunan adalah tanda kita berbuah.
Mengampuni menunjukkan bahwa kita menghasilkan buah kebenaran.
2. Pengampunan membawa damai
Hati yang mengampuni akan mengalami kelegaan dan damai sejahtera.
3. Pengampunan membuka jalan bagi pengampunan Allah
Seperti firman Tuhan di Matius 6:14–15, jika kita tidak mengampuni, Bapa pun tidak akan mengampuni kita.
Hari ini mungkin ada yang masih menyimpan luka: Disakiti pasangan, orang tua, anak, sahabat, atau rekan kerja. Atau mungkin menyalahkan keadaan, bahkan diri sendiri.
Langkah yang Tuhan mau kita ambil jelas: lepaskan pengampunan.
Karena hanya dengan itu, kita berbuah, kita diubahkan, dan kita layak menerima pengampunan dari Bapa di surga.
Pdm Claudia Kezia Waworuntu S.I.Kom (Gembala GPdI Ekklesiaa Ministry Sorong), Ibadah Raya & Perjamuan Kudus 070925
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih dan Tuhan Yesus Memberkati Saudara !